Rabu, 31 Agustus 2011

Lukas 21 : 25-33


KHOTBAH MINGGU 5 DESEMBER 2010
; Pembacaan: Mazmur 118:14-21
Khotbah: Lukas 21:25-33
Thema:
Tanda-danda kedatangan Anak Manusia

Pendahuluan
Minggu ini, Minggu adven yang ke dua. Advent (adventus=Latin) artinya “kedatangan Allah”. Masa advent berarti masa persiapan sebelum Natal, yakni masa persiapan untuk menghayati makna kedatangan Yesus Kristus melalui Natal yang telah terjadi, demikian juga kedatangan Yesus kedua kali (Parusia). Menghayati kedatangan Yesus melalui Natal, demikian juga kedatanganNya yang kedua kali, tentunya bukan sekedar merenung ataupun terpekur, tapi melalui sikap hidup dan perbuatan nyata, khususnya ditengah-tengah meningkatnya berbagai-bagai persoalan hidup baik ditengah-tengah keluarga, pekerjaan, lingkungan dan juga ditengah-tengah bangsa kita dimana masalah penegakan hukum, hingga saat ini masih dirasa jauh dari yang diharapkan, demikian juga mengenai kemiskinan yang mau tidak mau akan semakin memicu meningkatkannya kriminalitas, orang percaya boleh menjadi saksi, menjadi teladan di tengah-tengah kehidupan yang demikian. Memang hal ini tidak mudah, terlebih tetap berani bersikap jujur dan benar sebagaimana telah kita bahas pada Khotbah Minggu tanggal 28 Nopember 2010. Dikatakan “berani”, sebab ada orang tidak berani hidup sebagai orang jujur dan benar. Dengan alasan yang sering kita dengar, ….ah semua orang juga demikian. Kalau semua orang juga melakukan demikian, yah apa boleh buat… “uga gendangna bage iendekken” (bagaimana iramanya kita ikuti. Atau karena mendengar satu dua kesaksian mengenai orang jujur terbujur, lantas menjastis hal tersebut. Mungkin hal itu benar, namun kita harus melihat kasus per kasus. Yang pasti, firman Tuhan yang adalah ya dan amin menegaskan bahwa "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan”

Hidup seperti ini harus kita perlihatkan. Mengapa? Sebab sebagaimana ditekankan Yakobus, Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati. Pernyatan ini tdak bertentangan dengan ajaran Paulus tentang “keselamatan oleh karena anugrah”. Yakobus mau menekankan sebagai bukti telah menerima anugrah dengan percaya kepada Yesus, nampak dalam perbuatan yang benar, yang berkenan kepada Allah. Hal ini memang tidak gampang. Namun jikalau kita menyadari kedatangan Yesus yang kedua kali segera datang, atau katakanlah analoginya satu minggu lagi kita akan mati, apa yang kita akan lakukan? Jikalau saya, saya akan menggunakan kesempatan yang ada untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Bagaimana dengan saudara?
Pendalaman Nast
Firman Tuhan dari Lukas 21:25-33 yang juga terdapat dalam Matius 24:29-35, Markus 13:24-31 berbicara mengenai “kedatangan Anak Manusia”. Anak manusia yang dimaksud tidak lain dari Yesus Kristus. Kapan kedatangan Anak Manusia tersebut? Tidak ada seorang pun tahu. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam Matius 24:36 “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri” Walaupun kedatangan tersebut sangat rahasia, namun kita diberi tanda-tanda. Tanda-tanda ini penting, supaya dengan tanda-tanda tersebut kita dapat bersiap-siap.
Menurut pelajaran sekolah sebelum suatu gunung meletus, biasanya alam akan memberi tanda-tanda, antara lain: (1) munculnya gempa lokal; (2) banyak binatang yang turun gunung; (3) meningkatnya suhu disekitar gunung yang mau meletus. Bila tanda-tanda ini ada segeralah waspada dan bersiap-siap untuk mengungsi. Jikalau gunung mau meletus saja alam memberikan tanda-tanda, tentu terlebih lagi kedatangan Yesus yang ke dua kali. Dalam pembacaan kita Lukas mau menerangkan tanda-tanda yang akan terjadi ketika



Anak Manusia/Yesus Kristus datang kembali. Tanda-tanda yang disebutkan dalam ayat 25-26 akan membuat bangsa-bangsa takut dan bingung, bahkan mati ketakutan. Tanda-tanda yang dimaksudkan menurut Dr.B.J.Boland adalah samar dan tidak dapat dipakai untuk membuat perhitungan mengenai “kesudahan”. Oleh karena itu tidak dimaksudkan supaya kita rajin memperhatikan gerhana-gerhana matahari, dan sebagainya, melainkan untuk melukiskan bahwa akan datang suatu waktu bahwa manusia akan terkejut dan takut karena berbagai-bagai gejala alam. Seperti gerhana matahari, dan berbagai bencana alam seperti deru dan gelora laut (Bajir/tsunami?). Dalam tafsiran Masa Kini menjelaskan ayat ini dengan membandingkan Lukas 21:11 bahwa kesudahan itu akan ditandai kekacauan-kekacauan alam yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.
Apaklah tanda-tanda yang disebutkan dalam ayat ini sudah tampak pada saat ini? Silahkan kita jawab masing-masing. Yang pasti, berbagai peristiwa bencana alam dewasa ini seharusnya semakin membuat kita berjaga-jaga dan mempersiapkan diri kita. Bukan menyikapinya dengan kecemasan dan ketakutan, tetapi sebaliknya seperti disebutkan dalam ayat 28 “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”. Artinya ditengah-tengah keadaan yang bagaimanapun kita tidak boleh menjadi lemah, sebaliknya semakin berani hidup sesuai dengan Firman Tuhan, sebab Allah tidak akan mempermalukan orang yang berharapkepadaNya. Perumpamaan pohon ara yang disebutkan dalam ayat 29-31, sekali lagi mengingatkan kita agar jangan menyepelekan tanda-tanda sehubungan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali.

1) Firman Tuhan yang menjadi perikop renungan kita tidak menyebutkan kapan kedatangan Yesus yang kedua kali. Yang disebutkan hanya mengenai tanda-tanda. Maksudnya tidak lain agar kita senantiasa berjaga-jaga dan mempersiapkan diri.


2) Tanda-tanda kedatangan Anak Manusia/Yesus Kristus akan ditandai seperti gerhana matahari, dan berbagai bencana alam yang akan mendatangkan ketakutan dan kecemasan bagi manusia. Tetapi Firman Tuhan Minggu ini mengingatkan kita agar jangan takut sebab apa pun yang tejadi ada Allah kita yang perkasa, Allah dimana kasih setiaNya tidak akan beranjak dari orang percaya. Dengan demikian sebagai orang yang menanti-nanti kedatangan Yesus yang kedua kali, ketika tanda-tanda kedatangan itu dirasakan sudah mulai terjadi akan semakin bersemangat dan aktif (bangkit) mempertahankan hidup dalam kebenaran, hidup dalam kekudusan, sebab iman kita membuat kita yakin (mengangkat muka) akan keselamatan kita.
 **Musim berganti, bulan, tahun, hari, makluk hidup menuju masanya, dimana yang bayi bertumbuh jadi anak-anak, anak menjadi remaja lalu dewasa, kemudian tua, dan menuju akhir nafasnya. Tumbuhan pun bertumbuh besar dan berbunga atau berbuah, semua ada masanya, dan hidup, mati mahluk hidup adalah kehendak bebas Allah.
Firman Tuhan Minggu ini, mengingatkan bahwa ada waktunya segala sesuatu. Yesus Kristus dalam Injil Lukas, memberitahukan hal yang akan terjadi saat Ia datang, dan gejala-gejala alam raya yang menujukkan ketidakbiasaan seperti : “tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut dan orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang”. (Ayt. 25, 26). Saat itulah Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemulian-Nya (ayt.


27). Ini bukan dongeng atau hanya cerita belaka, namun ini adalah perkataan Yesus yang tak lekang oleh waktu yang akan terjadi pada manusia. Namun kita tidak mengetahui pasti hari, tanggal, bulan, tahun saat semua itu terjadi.
Yesus telah hadir di dunia telah memberikan jalan yang benar yang berkenan dihadapan Bapa di Sorga. Kita umat yang percaya pada Kristus saat ini, diingatkan bahwa kita harus mempersiapkan diri, karena kita tidak mengetahui kapan Kritus datang kedua kali, yang penting di sini bukan menghitung dan menerka kapan kedatangan-Nya, namun kita saat ini sudah siapkah kapanpun Ia datang?. Kita mulai dari iman percaya yang semakin bertumbuh dengan mendekatkan diri pada-Nya, terutama dalam pergumulan hidup yang sulit saat ini. Tidak hanya sampai disitu namun mampu mengekspresikan iman kita kepada Kristus, dalam praktik kehidupan dengan berinteraksi terhadap sesama. Hidup akan menjadi lebih berarti saat kita pun dapat menolong, menghibur, menguatkan, dst, bukan sebaliknya menjadi batu sandungan sehingga kehadiran kita tidak diharapkan orang lain.
Orang Kristen yang hidup dalam Kristus maka kita jika ditanya apakah kita siap saat Ia datang duakali lagi??? Kitalah yang mengetahui jawabannya. Terutama dalam masa advent pertama ini, kita persiapkan bukan hanya dalam ritual gerajawi dan acara-acara yang ada dalam gereja saat ini, Namun bagaimana makna penatian kedatangan Yesus yang lahir ke dunia untuk kita peringati kembali? Apakah bener-benar hadir dalam hati kita umat yang pecaya, sehingga kita mendapatkan kedamaian, dan sukacita dalam Kristus saatini. Sehingga kita pun mampu memancarkan perasaan damai, dan sukacitadalam kasih dengan berbagi kepada sesama dalam tingkah-laku kita sehari-hari agar kita menjadi berkat bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar