Rabu, 31 Agustus 2011

Tuhan Gembala Yang Baik


Tuhan Gembala Yang Baik
Ev. Yehezkiel 34:11-19
Ep. 1 Petrus 2:21b-25
Pendahuluan
Sadar atau tidak, setiap orang mempunyai gembala dalam hidupnya. “Gembala” dalam arti sesuatu yang menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, dan mempengaruhi pola pikir, prioritas, perilaku, dan keputusan-keputusan dalam hidup seseorang. Gembala itu bisa berwujud uang, jabatan, popularitas, tokoh yang dikagumi, bisa juga akar pahit atau pengalaman traumatis di masa lalu. Berbeda halnya dalam Iman Kristen yang mengakui bahwa Yesus adalah Gembala yang baik dan yang memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:11, 15). Yesus juga disebut sebagai Gembala Agung segala domba (Ibr. 13:20). Gembala yang baik adalah Tuhan sendiri. Tuhan yang membimbing, menuntun, dan memelihara umat-Nya. Tuhan tidak pernah jauh dari domba-dombanya, Tuhan senantiasa hadir, Tuhan membimbing umatNya ke jalan yang benar. Gembala yang baik itu penuh kasih dan pemeliharaan dalam setiap jengkal hidup domba-dombaNya.
Bagaimana dengan kita? Pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah: Apakah Tuhan sudah menjadi gembala dalam hidup kita, sebagai prioritas dan dasar dari segala tindakan kita?
Latar Belakang TeksYehezkiel (Ibrani yekhezqe’l, ‘Allah menguatkan’). Nama ini tampil sebagai Yehezkel dalam 1 Taw 24:16, ialah seorang Imam yang di panggil menjadi seorang Nabi (Yhz. 1:1-3). Masa Yehezkiel menjadi Nabi yakni pada saat bangsa Israel dibuang ke Babel pada tahun 597 sM. Secara keseluruhan Kitab Yehezkiel 34:1-31 menyatakan bahwa Yehezkiel bernubuat menentang para pemimpin Israel, yaitu para raja, imam dan nabi. Karena keserakahan, korupsi, dan mementingkan diri sendiri, mereka telah lalai menuntun umat Allah sebagaimana dikehendaki oleh-Nya. Mereka memeras umat itu (Yhz. 34:3) dan menggunakan mereka untuk kepentingan pribadi dan bukan menolong mereka secara rohani (Yhz. 34:4); jadi, mereka bertanggung jawab atas penawanan Yehuda, dan Allah akan menghukum mereka. Sebagai kontras dengan para gembala yang tidak setia, Yehezkiel menubuatkan tentang suatu saat ketika Allah akan mengirim seorang Gembala yang berkenan kepada-Nya (yaitu Sang Mesias) yang akan sungguh-sungguh memelihara umat-Nya. Mereka tidak akan diperas dan digunakan, melainkan akan menerima “hujan yang membawa berkat” (Yhz. 34:26).
Analisa Teks
1) Gembala yang Baik; Memperhatikan domba-dombaNya
Setelah Tuhan memperhatikan bahwa gembala-gembala umatNya hanya menggembalakan dirinya sendiri, para gembala-gembala itu tidak memperhatikan, tidak memperdulikan bagaimana domba-dombanya, bahkan gembala-gembala itu memeras, menginjak-injak dengan kekerasan dan kekejaman, maka Allah menubuatkan kepada Nabi Yehezkiel untuk melawan gembala-gembala Israel (34:1-10). Tuhan mengambil satu keputusan bahwa Dia langsung yang akan memperhatikan domba-dombaNya.
Kata ‘memperhatikan’ yang dilakukan oleh Allah bukanlah hanya sekedar melihat atau memandang saja. Dalam bahasa Inggris “look carefully at” yang berarti melihat kepada sesuatu benda dengan sungguh-sungguh, hati-hati dan dengan senantiasa waspada. Allah sebagai Gembala senantiasa memperhatikan setiap gerak langkah umatNya. Tuhan seanantiasa memperhatikan kapan dan dimanapun umatNya berada.
2) Gembala yang Baik; Mencari, Membawa, Mengumpulkan dan menyelamatkan domba-dombaNya yang sesat
Domba-domba yang sesat sama dengan domba yang berjalan pada jalan yang tidak benar. Domba yang sesat berada diluar kumpulan kawanan Domba-Domba yang digembalakan. Domba yang sesat akan rentan dengan kecelakaan (hari berkabut dan kegelapan) dan akan sulit untuk diperhatikan pengembalanya. Domba yang sesat cendrung akan kehilangan keselamatan. Tuhan (Gembala) akan senantiasa mencari dan menyelamatkan UmatNya (domba-dombaNya).
Dalam injil Lukas 15:1-7, melalui perumpamaan Yesus mengajarkan bahwa Dialah Allah yang datang untuk mencari domba yang hilang, walaupun hanya seekor saja, padahal ia masih punya sembilan puluh sembilan yang lain. Hal ini sangat mengherankan, apalah artinya seekor dibanding dengan sembilan puluh sembilan ekor? Demikianlah Tuhan melakukan hal yang tidak lazim. Satu domba yang tersesat, adalah gambaran dari manusia yang paling bandel, menyusahkan, dan tidak tahu diri. Ketika orang lain sudah mengabaikan, melupakan kita bahkan mengharapkan kematian kita, tetapi Bapa kita yang di Sorga tetap mengasihi, mencari dan menyelamatkan kita, manusia tidak berguna yang tidak layak dicari, yang seharusnya dibuang, bahkan dengan membayar harga yang mahal. Sama halnya dengan orang tua, dia akan tetap mengasihi anaknya meski jahat sekalipun. Kasih Tuhan lebih besar daripada kasih orang tua pada anaknya; Dia mencari kita yang tidak layak untuk dicari, yang seharusnya dibuang; Dia rela datang, Dia rela menderita dan mati di kayu salib. Dia tidak menyerah terhadap kita, walaupun hati kita sekeras intan, Dia dengan kasih-Nya besar terus mencari kita dan akan mengubah kita dengan kasihNya. Inilah kebodohan salib, tetapi justru menyatakan kebesaran kasih dan anugrah Tuhan.
Tuhan tidak akan membiarkan umatNya bercerai-berai dan berpisah dari kawanan orang-orang benar. Tuhan senantiasa mencari umatNya yang sesat dengan memanggil dan mengajak, kemudian membawa kita kepada jalan yang benar dan mengumpulkan ditempat yang benar. Sebagai Gembala yang baik, Tuhan merindukan pertobatan umatNya dan menjanjikan perlindungan dan keselamatan bagi setiap orang berjalan dan berkumpul dalam Kasih Kebenaran Tuhan.
3) Gembala yang Baik; memberikan pemeliharaan yang sempurna dan sejahtera melimpah.
Siapa yang dapat menjamin hidup kita? Layakkah manusia dijadikan sandaran dan jaminan hidup kita? Tidak, karena manusia selalu berubah, makhluk yang rentan, yang dalam ketakutan mereka begitu mudah untuk mengorbankan orang lain; manusia bukanlah gembala yang baik bagi kita. Hanya Tuhan satu-satunya yang dapat memberikan jaminan kepada kita; Dia mengasihi kita, dan berkuasa mewujudkan kasih-Nya. Gembala yang baik menuntun, domba-dombanya masuk ke kandang dan membawa keluar ke padang rumput, ke gunung-gunung, ke alur-alur sungai dan ke semua tempat kediaman orang di tanah itu; hal ini melambangkan keamanan, kestabilan, kemakmuran, damai sejahtera dan hidup yang berkecukupan. Gembala membawa domba, mencari padang rumput, jauh dari rumah dan ia menjaganya dengan setia, dengan tongkat dan gadanya. Demikianlah Tuhan selalu menjaga kita, mataNya tidak pernah tertidur. Seperti ayah dan ibu yang selalu menjaga anak ketika demam tinggi, matanya selalu mengawasi, berjaga-jaga; kuatir karena demam yang tinggi akan mengancam nyawa si anak. Tuhan adalah gembala yang baik, Dia menjaga kita, menuntun kita, mengasihi jiwa kita.
4) Menjadi Hakim untuk membela dan memisahkan yang baik dan jahat
Tuhan menjadi hakim atas domba-dombaNya. Hal ini menunjukkan bahwa ada domba yang baik dan ada juga domba yang jahat yang tidak ingin domba lainnya menerima berkat Tuhan. Namun kita harus menjadi domba yang baik yang berkenan kepada Allah. Tuhan menghitung dan memasukkan domba-dombaNya dengan baik ke dalam kandang. Tetapi Ia memisahkan mereka yang memberontak dan mendurhaka kepadaNya. Mereka akan keluar dari negeri, terbuang menjadi orang asing dan tidak masuk ke Kerajaan Allah. Mereka yang melanggar perintah-perintah Tuhan dan menista Yang Mahatinggi adalah domba-domba yang jahat (Bnd. Mzm. 107:11)
Ayat 17-19 menunjukkan bahwa Gembala yang Baik itu akan menjadi hakim yang memisahkan antara domba dengan kambing. Kambing menunjukkan kejahatan yang harus dipisahkan dari kawanan Domba Allah. Pemisahan ini akan terjadi pada saat Gembala yang Baik itu datang sebagai Hakim Agung pada masa Penghakiman yang telah direncanakanNya. Dengan demikian, sebagai Domba Allah (umat Tuhan) diingatkan untuk senantiasa memisahkan yang jahat dari dirinya sendiri selama kita masih diberikan waktu untuk hidup di dunia ini, agar pada masa penghakiman itu kita masuk pada kawanan Domba Allah.
Pointer Homili
1. Sebagai orang percaya, kita diumpamakan seperti domba-domba Allah dan Yesus adalah gembalanya. Ia adalah gembala yang baik yang memberikan yang terbaik bagi domba-dombaNya. Secara fisik, domba adalah binatang yang lemah sama halnya dengan kita yang masing-masing memiliki kelemahan dan karena kelemahan itu kita memerlukan sosok penjaga yang mengenal, setia, mengasihi dan senantiasa memperhatikan serta peduli dengan kita. Sosok itu hanya Tuhan, sebab hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatunya tentang kita. Gada dan Tongkat Tuhan akan menjaga dan menghibur kita (Bnd. Mzm. 23:4).
2. Gembala yang Baik itu adalah Yesus Kristus (Yoh. 10:1-18), Yesus yang memberikan nyawaNya untuk domba-dombaNya yang berdosa agar beroleh keutuhan keselamatan dan damai sejahtera. Maka siapa yang ingin selamat dan beroleh damai sejahtera, terlebih dahululah menyerahkan dirinya secara utuh kepada Yesus Kristus.
3. Gembala itu mengenal domba-dombaNya, Dia tahu apa yang menjadi keluhan dan masalah domba-dombaNya, Dia tahu yang ada dalam hati dan pikiran domba-dombaNya dan Dia tahu keadaan domba-dombaNya secara keseluruhan. Sebab Gembala yang Baik itu adalah Tuhan yang Maha Mengetahui segala sesuatunya. Maka, sebagai domba-domba Allah diingatkan untuk menyerukan masalahnya kepada Tuhan, maka Tuhan akan membimbing dan mengarahkan kepada jalan keluar dari masalah yang dihadapi domba-dombaNya.
4. Melalui Minggu Micerikordias Domini ini: Senantiasalah menjadi kawanan domba Allah, yang berseru dan memuji Tuhan dengan nyanyian pujian dan kebenaran, sebab Yesus, Gembala yang Baik itu telah memberikan sapaan indah yang lebih merdu daripada kemerduan seruling (Suara FirmanNya). Jangan pernah berhenti untuk memanggil namaNya melalui pujian nyanyian dan doa, sebab Dia adalah Gembala Baik yang mendengarkan setiap seruan domba-dombaNya.
JIKA TUHAN YANG MENJADI GEMBALA HIDUP KITA  JALAN CURAM DAN BERLIKU PUN TAK PERLU KITA TAKUTKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar