Rabu, 31 Agustus 2011

Yohanes 6 : 30-35


Johanes 6:30-35
Tema:
Mengikut Yesus dan menerima keselamatan (Yesus adalah Roti kehidupan)
 Semua orang senang menikmati hasil dari suatu karya tetapi tidak mau tahu dari mana asalnya. Misalnya, anda adalah penggemar roti Holland bakery, saat anda makan roti itu anda berkata “Roti ini enak sekali” mungkin anda akan mengulangi kalimat itu berkali-kali selagi anda makan roti tersebut. Ketika anda melakukan itu  anda adalah orang yang tidak adil. Mengapa? Karena anda tidak mau tahu siapa yang membuat roti yang enak itu yang anda tahu bahwa roti itu enak
Saudara manusia selalu melupakan siapa pelaku dari sebuah karya dan hanya mengingat karya untuk dinikmati. Banyak orang berdoa agar Tuhan memberkati hidupnya, anda tahu apa yang menjadi fokus dalam hatinya? Berkat yang dia inginkan itulah fokusnya. Coba saudara uji diri ketika berdoa apakah saudara betul-betul fokus pada Yesus? Atau pikiran saudara lebih banyak membayangkan apa yang didoakan? Kalau itu yang terjadi maka sebenarnya anda masih sangat berfokus pada hal-hal yang dibutuhkan lahiriah saja belum kepada siapa sebenar yang sanggup menyediakannya yaitu Tuhan Yesus.   
Orang yang belum pernah lapar,pasti tidak bisa membayangkan derita yang ditanggung oleh mereka yang tidak mempunyai makanan apa-apa.Pikirkan saja sejenak mereka yang terbawa ombak laut ganas sesudah terbakarnya kapal,mereka pasti haus dan lapar luar biasa. Dengan alasan lapar kita sering mendengar orang melakukan hal-hal yang tidak baik dan melanggar hukum,Kita juga sering mendengar betapa banyak orang mati setiap tahun dibumi ini dengan satu alasan yaitu lapar.

Apa yang membuat orang “mati” meskipun hidup (Artinya menjalani hidup dengan sedih, merasakan dirinya seolah selalu diterpa masalah, merasakan dirinya seolah orang yang paling menderita di dunia ini)? Apa yang bisa membuat orang hidup lebih hidup?
Banyak iklan produk tertentu yang mengatakan bahwa orang yang mengkonsumsi obat tertentu atau makanan tertentu akan harmonis dalam keluarga, akan membuat orang selalu semangat dan sehat. Benarkah demikian? Apa yang sungguh membuat orang hidup?
Yesus bersabda “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.” Tuhan Yesus menegaskan siapa diriNya. Dia adalah makanan yang akan membuat orang yang memakannya tidak lapar lagi. Namun syaratnya adalah orang itu mau datang padaNya dan memakan Dia. Artinya menyantap Dia dan membuka diri untuk dialiriNya sehingga ia hidup.
Ia juga menegaskan siapa diriNya. Dia adalah minuman yang tidak membuat orang haus lagi. Syaratnya adalah percaya. Percaya bahwa Yesus sendiri yang akan mengalir dalam tubuhnya dan memenuhi kehausannya.
Hanya dalam Dialah orang akan mengalami kepenuhan hidup yang sesungguhnya. Bukan kepenuhan hidup yang semu dan sementara. Tuhan adalah pusat kepenuhan hidup, yang akan membuat hidup kita lebih hidup. Saat kita menumpukan kepenuhan hidup pada uang, benda, pribadi lain, kekuasaan, maka kita hidup namun “mati.” Sebaliknya saat kita menumpukan kepenuhan hidup pada Tuhan, maka hidup kita penuh dengan harapan bukan keputusasaan.
Yesus bukan orang kaya,selama berkarya didunia ini,Dia berjalan kaki sebagai pengajar dan pemberita kabar baik,Ia pasti kekurangan,dan pasti juga pernah merasa kelaparan. Oleh karena itu dalam nats ini diceritakan mengenai pengalaman Yesus ketika ia melayani orang-orang yang lapar,yang rasa laparnya yang telah membawa mereka pada sikap duniawi yang salah.
Pendalaman Nast
Di awal injil Yohanes pasal 6 ini, kita melihat ketika Yesus memberi makan 5000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan (yoh 6:1-15). Ketika orang banyak melihat keajaiban yang dibuat oleh Yesus itu, mereka berkata, "Sungguh, inilah Nabi yang diharapkan datang ke dunia!" (bnd. Yoh 1:21). Yesus tahu mereka mau datang untuk memaksa Dia menjadi raja mereka. Sebab itu Yesus pun pergila menyingkir ke daerah berbukit, seorang diri.
Kemudian Ay. 16-21, menceritakan bagaimana Yesus menemui murid-muridNya yang sedang berperahu di tengah danau Tiberias dengan cara berjalan diatas air.
Itulah sebagian dari begitu banyak muzizat yang dilakukan Yesus, sehingga orang-orang banyak mencari Yesus  sampai ke seberang danau (Ay. 22-24).
Keinginan mencari Yesus tentu saja didorong oleh berbagai macam alasan, namun yang paling utama adalah karena mereka telah merasakan keajaiban yang dilakukan Yesus, sehingga mereka bisa makan sampai kenyang.  Mereka merasa bahwa jika berada dekat dan bersama-sama dengan Yesus, segala kebutuhan duniawi mereka akan terpenuhi.
Saudaraku! Apakah yang kita cari dalam hidup ini? Sumber kehidupan atau sarana kehidupan? Pertanyaan ini perlu kita renungkan dan jawab di dalam hati kita masing-masing. Karena realitas begitu banyak manusia mengarahkan seluruh perhatiannya, pikirannya, kekuatannya, dan hatinya demi mencari sarana hidup. Adalah benar bahwa masalah sarana hidup bukanlah perkara yang gampang. Demi mempertahankan sarna hidup banyak orang  yang berkorban dan mengorbankan orang lain. Demi sarana hidup  banyak orang yang berusaha bekerja siang dan malam untuk mencari bahkan menyerahkan seluruh hati, pikiran, tenaga dan waktunya untuk melakukan sesuatu. Demi sarana hidup sering terjadi  manusia menjadi objek dari sesuatu bukan subjek dari sesuatu, akibatnya manusia menjadi kehilangan kemanusiaannya. Salah satu sarana hidup yang kita maksudkan adalah persoalan makanan atau roti, sebab tidak ada yang paling dibutuhkan oleh manusia yaitu makanan/roti yang menjadi lambang sesuatu yang memenuhi kebutuhan hidupnya
Saudara! realitas pengikut Yesus banyak diantara mereka mengikut Yesus hanya ingin melihat tanda-tanda mujizat dan  mendapatkan makanan. Hal ini terdengar dari ungkapan : tanda apakah yang Engkau perbuat supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepadaMu? (ay. 30). Padahal dalam pasal sebelumnya Yesus telah banyak melakukan tanda mujizat, misalnya Yesus mengubah air menjadi anggur pada pesta di Kana, Yesus menyembuhkan orang sakit ditepi kolam betesda, Yesus memberi makan 5000 orang, Yesus berjalan di atas air. Yesus telah banyak melakukan mujizat tapi menurut orang banyak itu terjadi hanya sebagai kebetulan saja. Ini adalah gambaran orang-orang yang mengatakan mengikut Yesus tapi perjuangan dan keinginan mereka sendiri yang diutamakan, mereka mengikut Yesus dengan memuaskan kepentingan-kepentingan pribadi sekaligus mendapatkan keuntungan pribadi juga. Dalam nas ini mereka kembali meminta makanan “gratis” kepada Yesus dengan alasan bahwa dulu nenek moyang mereka selalu diberi makanan oleh Musa selama di padang gurun. Yang menarik bagi mereka adalah roti nya, bukan kepada Yesus. Kemudian Yesus mengatakan “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepadaKu ia tidak akan haus lagi”. Yesus meluruskan cara pandang mereka yang berusaha mengikut Yesus, bahwa yang sesungguhnya mereka butuhkan lebih dari makanan secara fisik yaitu makanan rohani.
Menerima Yesus sebagai Roti dan Hidup berarti hidup dalam keselamatan. Hidup dalam keselamatan berarti hidup berkelimpahan atau tidak kelaparan. Apakah benar hanya dengan datang dan percaya kepada Yesus kita tidak akan kelaparan? Ya. Tetapi, bukan berarti manusia tidak membutuhkan makanan lagi, tetap butuh. Hanya saja, dengan datang dan percaya kepada Yesus, manusia tidak lagi dikuasai oleh makanan. Hidupnya bukan lagi semata-mata untuk mencari makanan dan menjadi kenyang (bnd. ayat 26b). Hidup tidak lagi sebatas kenyang, melainkan hidup untuk pekerjaan Allah (menjadi rekan sekerja Allah). Menerima Yesus sebagai Roti Hidup juga berarti denganNya kita akan selalu diyakinkan dan menjadi pemenang yang sanggup bertahan menghadapi serangan si Jahat Iblis dengan kegemerlapan duniawi. Tujuan si Jahat Iblis hanya satu, yakni memporak-porandakan kehidupan kita. Mencuri satu persatu berkat-berkat Allah dalam hidup manusia sehingga menimbulkan kekacauan, misalnya : rumah tangga yang tak kunjung harmonis, generasi muda jatuh dalam cengkraman Narkoba dan Penyakit sosial masyarakat lainnya, ketidakpuasan akan apa yang dimiliki, perseteruan dalam pekerjaan, perpecahan dalam masyarakat, dll.
Saudaraku! Apa yang kita perlu, apa yang kita mau di dalam dunia ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah memuaskan kita. Apa yang Tuhan kasih adalah sesuatu yang pasti akan memuaskan kita. Tuhan kita bukan Tuhan yang tidak mengetahui kebutuhan fisik kita, tetapi kita rindu untuk memberikan satu keseimbangan yang penting supaya kita jangan sampai jatuh kepada sisi yang lain. Fil.4:19 menjadi janji Tuhan yang kita pegang baik-baik, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.” Bukan Dia tidak bisa, bukan Dia tidak sanggup, bukan Dia tidak mampu memberimu apa yang engkau butuhkan. Dia bisa, Dia sanggup, Dia mampu, sebab Dia adalah Allah yang penuh dengan kekayaan. Roti yang kita beli adalah roti yang hanya bisa memenuhi kepuasan hidupmu yang sementara, tetapi hidupmu tidak dibatasi sampai di situ. Datang kepadaKu sebab Akulah Roti Hidup, barangsiapa yang datang dan percaya kepadaKu ia akan kenyang dan tidak akan mati untuk selama-lamanya, kata Yesus. Ia memberikan jawaban bagi kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan sesuatu yang lebih penting daripada sekedar kebutuhan fisik makan, minum, sehat, kaya, lancar di dalam dunia. Manusia perlu satu kepuasan yang lebih dalam yaitu kepuasan atas kehausan dahaga dari hidup rohani yang tidak akan pernah bisa dipuaskan dengan berapa banyaknya uang yang kita miliki di dalam dunia ini, yang tidak akan pernah bisa dipuaskan dengan berapa banyaknya kekayaan yang kita dapat dari apa yang ada di atas muka bumi ini. Itulah sebabnya Kristus mengatakan kepada kita saat ini, “Akulah Roti Hidup.” Roti hidup yang bisa kita konsumsi setiap hari adalah Firman Tuhan yang kekal selamanya.
Apakah engkau lapar secara rohani pada hari ini? Apa yang membuat rohani kita lapar? Jawabannya singkat dan sederhana, selama kita mengisi hidup rohani kita dengan sesuatu yang tidak akan pernah memuaskannya, dia akan terus lapar dan dahaga. Kita pikir keamanan keselamatan hidup kita, kekayaaan sukacita, rumah yang besar, itulah yang bisa mengenyangkan rohani kita? Bukan. Pada hari ini Yesus berkata, “Akulah Roti Hidup. Datang kepadaKu, engkau baru akan mendapatkan kekenyangan yang sungguh bagi rohanimu dan tidak akan pernah lapar lagi.” Carilah dan percayailah Tuhan maka kamu akan hidup. Mencari Tuhan berarti mencari hidup, menemukan Tuhan berarti menemukan hidup. Barangsiapa yang mencari hidup berarti mencari Tuhan, dan barangsiapa menemukan Tuhan berarti menemukan kehidupan. Setiap orang yang   makan dari Roti hidup tersebut akan hidup kekal bersama-sama dengan Yesus sang “Roti Hidup”.
 Yesus tahu begitu banyak diantara mereka yang mengikut Yesus dan mendengarkan pengajaranNya hanya bertujuan menyaksikan tanda-tanda mujizat dan sekedar mendapatkan makanan selama mengikut Yesus.Hal ini dapat dilihat pada ayat 30….tanda apakah yang Engkau perbuat supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepadaMu?..Padahal dalam ayat-ayat sebelumnya dapat di lihat bahwa Yesus telah banyak melakukan tanda mujizat,misalnya Yesus mengubah air menjadi anggur pada pesta di Kana (Yoh 2:1-12),Yesus juga menyembuhkan anak menteri raja (Yoh 4:43),Yesus menyembuhkan orang sakit ditepi kolam betesda (Yoh 5:1),Yesus memberi makan 5000 orang (Yoh 6:1),Yesus berjalan di atas air (Yoh 6:16).Yesus telah banyak melakukan mujizat tapi menurut orang banyak itu terjadi hanya sebagai kebetulan saja.Ini adalah gambaran orang-orang yang mengatakan mengikut Yesus tapi perjuangan dan keinginan mereka sendiri yang diutamakan, mereka mengikut Yesus dengan memuaskan kepentingan-kepentingan pribadi sekaligus mendapatkan keuntungan pribadi juga. Ayat 31 mengatakan mereka kembali meminta makanan “gratis”kepada Yesus dengan alasan bahwa dulu nenek moyang mereka selalu diberi makanan oleh Musa selama di padang gurun.Ayat 32 dan 33 Yesus menjelaskan bahwa yang memberi nenek moyang mereka roti manna bukanlah Musa tapi itu adalah pemberian dari Allah.Hal ini menegaskan bahwa semua pemberian yang kita terima dalam hidup bukan dari manusia tapi itu adalah pemberian dari Allah (bnd Yakobus 1:17)Ayat 34 dan 35 mereka mengira dengan pemberian roti oleh Yesus yang secara terus menerus mereka terima pasti akan menjamin hidup mereka bahwa selama mereka mengikut Yesus mereka pasti terhindar dari rasa lapar dan dengan begitu mereka tidak akan pernah kelaparan. Yang menarik bagi mereka adalah roti nya bukan kepada Yesus,kemudian Yesus mengatakan “Akulah roti hidup;barang siapa datang kepadaKu,ia tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepadaKu ia tidak akan haus lagi”.Yesus meluruskan cara pandang mereka yang berusaha mengikut Yesus bahwa yang mereka butuhkan lebih dari makanan secara fisik yaitu makanan rohani.Dalam Mat.4:4 ketika Yesus dicobai oleh iblis dengan tegas Yesus mengatakan bahwa manusia tidak hidup dari roti saja..Manusia tidak dapat dipuaskan oleh makanan saja,seberapa banyak pun makanan yang kita makan kita pasti akan merasa lapar kembali.Yesus adalah roti kehidupan,orang yang percaya dan mengikut Yesus  tidak akan mengalami rasa lapar dan haus,karena Dia adalah “roti”yang diperlukan oleh manusia yang mampu mengatasi rasa lapar dan haus melalui kekuatan dan pengharapan hidup,oleh karena itu hidup ini akan sempurna jika kita hidup dengan menerima Yesus serta hidup alam kehendak Sang Roti Kkehidupan
Kesimpulan
  1. Keyakinan kita akan ke maha kuasaan Allah di dalam hidup tidak tergantung kepada seberapa sering kita menyaksikan adanya mujizat serta berapa kali Dia mendengarkan doa permohonan kita tapi kita meyakini bahwa Yesus adalah juruselamat dengan cara adanya relasi pribadi yang intim denganNya.Relasi yang intim ditandai dengan apa yang menjadi tujuan kita percaya dan mengikut Yesus.
  2. Percaya dan mengikut Yesus berarti kita akan menerima keselamatan.Kita perlu mengevaluasi diri dalam mengikut Yesus sebab tidak semua yang mengikut dan percaya akan mendapatkan keselamatan.Yang patut kita lakukan adalah seperti dalam Mazmur 119:16..Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapanMu,FirmanMu tidak akan ku lupakan.Kehendak Tuhan yang kita jalankan bukan kehendak kita.
  3. Rasa lapar kita akan kehendah Tuhan dalam kehidupan harus diutamakan daripada rasa lapar kita terhadap kebutuhan-kebutuhan hidup.Sebab hakekat utama dari manusia adalah hal yang rohani bukan yang jasmani.
  4. Iman kepercayaan kita lah yang menerima Yesus bukan lagi tanda.
  5. Yesuslah roti kehidupan, yang mengenyangkan rasa lapar kita, kenallah Dia sebagai sumber hidupmu. Dia roti yang terperceah dan anggur yang tercurah, karena itu utamakan rasa lapar akan kehendak Tuhan lebih dari rasa lapar kita atas kebutuhan2 hidup .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar