Rabu, 31 Agustus 2011

PESAN nATAL


Pesan Natal John 9:1
"TERANG YANG SESUNGGUHNYA SEDANG DATANG KE DALAM DUNIA "
(bd. Yoh. 1:9).


Peresekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah menetapkan tema Natal PGI 2010, yakni "TERANG YANG SESUNGGUHNYA SEDANG DATANG KE DALAM DUNIA" (bd. Yoh. 1:9). Tema ini mengangkat sebuah dimensi terang yang artinya melawan kegelapan. Tema ini menjadi sebuah tantangan Gereja melawan kegelapan ke masa depan. Kegelapan merupakan simbol sebuah keadaan yang tidak memiliki baik yang masih memerlukan penangan para ahli demi suatu tujuan yang lebih baik lagi.

Terang menjadi simbol pengorbanan. Yesus datang ke dunia ini mengorbankan segalanya demi hidup dan kehidupan manusia yang berdosa. Yesus membawa damai dan mendamaikan yang bertikai. Yesus membawa nasihat dan ajaran bagi orang yang kurang ajar dan nasihat. Yesus membawa pedang bagi orang yang sulit diajar demi kebaikan. Yesus rela memberi waktu, tenaga, pikiran dan bahkan nyawaNya sendiri demi umat manisia, demi dunia ini. Yesus rela dijadikan menjadi berdosa agar kita manusia tidak berdosa lagi agar kita bisa memperoleh hidup yang kekal.

Terang adalah simbol penunjuk arah. Terang mampu memberikan arah jalan yang lebih baik daripada berjalan dalam sebuah suasana kegelapan. Yesus berkata, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup" (Yoh. 14:6). Yesus memberikan sebuah jalan yang benar-benar mampu membawa arah hidup manusia yang lebih baik dan terarah menuju kehidupan yang kekal. Tujuan kita semakin jelas karena Yesus terus setia mengarahkan derap langkah kita ke jalan yang benar. Jalan yang ditunjukkanNya juga merupakan jalan kebenaran bukan jalan yang sesat. Jalan Yesus merupakan sebuah jalan pasti yang membawa kebenaran bagi kita dan bagi orang lain. Jalan itu juga sekaligus memberikan hidup bukan kematian belaka. Ada banyak jalan di dunia ini, namun jalan itu belum tentu memberi hidup. Jalannya Yesus pasti memberi hidup bagi kita juga bagi orang lain.

Jenis Terang Orang Kristen
Terang dari Lampu Listrik
Daya listrik tergantung dari PLN (Perusahaan Listrik Negara), bila pihak PLN memutuskan untuk dimatikan maka lampu tidak akan berfungsi, jadi tergantung kepada pusat.
Banyak orang Kristen yang bercahaya seperti ini. Mereka tergantung dari orang lain atau dari suatu organisasi tertentu. Sekalipun hidup mereka sudah penuh oleh Roh Kudus, dia tidak bebas bergerak seperti yang Tuhan kehendaki. Ketika ada perselisihan di antara jemaat atau dengan organisasi (gereja) maka si pelayan Tuhan akan menjadi redup dan kehilangan sinarnya dan ia tidak lagi bercahaya. Seharusnya sumber cahaya bukan tergantung dari manusia atau organisasi tertentu melainkan hanya berpusat kepada Tuhan.
Terang dari Lampu Petromak
Lampu petromak biasanya dipakai oleh para pedagang kaki lima di malam hari, dan sering dijumpai di warung-warung. Lampu petromak tidak memiliki cahaya sendiri. Lampu ini mempunyai sebuah kelemahan yaitu ia haruslah dipompa terlebih dahulu agar bisa memancarkan cahaya yang cukup. Bila tidak dipompa maka tidak akan ada cahaya yang cukup yang bisa dikeluarkan.
Banyak orang Kristen yang mirip seperti lampu petromak. Mereka datang beribadah karena di’pompa’ oleh orang lain, bukan atas kerinduan diri sendiri. Bila tidak ada ajakan dari teman-teman maka mereka tidak akan datang beribadah. sebenarnya mereka menyimpan terang tetapi harus didorong terlebih dahulu.
Si Anto malas sekali ke gereja atau persekutuan doa, tetapi pada saat si doi mengajaknya beribadah di suatu tempat, dengan semangat 45, Anto langsung menghadiri ibadah tersebut, bahkan ia sampai menjadi seorang pelayan Tuhan di gereja tersebut. Tetapi ketika mereka putus hubungan asmaranya, Anto memutuskan juga hubungannya dengan pelayanannya, dan akhirnya ia kembali malas ke gereja seperti sebelumnya. Cahaya terangnya telah hilang karena tidak dipompa.
Terang dari Lampu Senter
Lampu senter harus ditekan tombol ‘ON’ agar dapat menyala. Sebenarnya mirip dengan prinsip lampu petromak, tetapi yang akan dibahas adalah apabila senter tidak ditekan maka ia akan gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. Tetapi apabila tombol ON telah ditekan maka senter akan menyala dan memberikan cahaya yang cukup terang.
Kadang-kadang kehidupan kerohanian kita seperti lampu senter, terkadang tidak menyala sama sekali, yang ada hanyalah kegelapan semata. Kita tidak dapat memberikan cahaya dan diri kita sendiri penuh dengan kegelapan. Manusia cenderung mudah melihat kesalahan orang lain sementara kegelapan / kesalahan diri kita sendiri susah ditemukan oleh kita.
LUK 6:41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Hal ini menunjukkan betapa mudahnya menyalahkan orang lain sedangkan diri kita bebas dari kesalahan, sikap ini yang menyebabkan cahaya itu hilang dan tanpa kita sadari bahkan telah melukai atau menyakiti orang lain.
Terang dari Nyala Obor
Dahulu sebelum ditemukannya lampu listrik, orang-orang menggunakan lampu obor sebagai sumber terang. Cahaya yang dihasilkan memang cukup terang tetapi ada satu kelemahan yaitu menghasilkan asap yang bisa menyesakkan nafas kita.
Asap dalam illustrasi ini menggambarkan kesombongan. Kehidupan kekristenan kadang juga menyesakkan apabila di dalam nya terdapat roh kesombongan. Dari luar, kita memang memancarkan cahaya tetapi bila diperhatikan ada asap kesombongan yang menyebabkan kesesakkan.
Kesombongan terjadi karena kita menganggap diri kita lebih dari orang lain, sehingga kita memandang rendah kepada orang lain. Ingat juga akan dosa Lucifer, karena kesombongan, ia dihukum oleh Tuhan. Jadi, percuma bila kita menyala terang sekali tetapi asapnya menyesakkan !
Terang dari Lampu Lilin
Saat mati listrik, pasti sebagian besar orang-orang akan menyalakan lampu lilin. Lilin memancarkan cahaya, ia memberikan cahaya yang terang sampai ia sendiri mencair sampai habis.
Teladan lampu lilin adalah bahwa kita mempercayai Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita sampai pada saatnya kematian badaniah menjemput kita kelak. Meskipun badai dan masalah datang dalam hidup kita tetapi kita dapat tetap memberikan terang bagi dunia ini. Dalam Alkitab terdapat banyak contoh pahlawan ‘lilin’ antara lain : Yusuf dan Paulus, msekipun badai banyak menempa mereka tetapi mereka tetap menjadi terang dan menerangi sekelilingnya.
Tuhan menghendaki kita untuk memancarkan terang yang seperti lampu lilin ini agar kita tetap bersinar sampai kita ‘mencair habis’ tanda porsi kita telai usai. Jadilah teladan dan terang bagi dunia ini.





 Ada 3 perkara tentang terang:

1.   Prinsip hidup Kristen mempengaruhi. Jika terang menyala kegelapan akan menyingkir. Orang Kristen yang tidak mudah terpengaruh. Saya mudah terpengaruh karena tidak disekolahkan di sekolah hebat, tidak disekolahkan di luar negeri. Contoh: Ikan di laut. Setiap hari berenang, meminum dan tinggal di laut, namun ikan itu tidak pernah jadi asin. Mengapa? Karena ikan itu masih hidup. Selama ikan itu masih hidup, ikan tidak akan menjadi asin. Tetapi ketika ikan itu mati, maka tubuhnya akan menjadi asin.
Mengapa anak muda terseret kepada narkoba, seks bebas? Karena dia telah mati secara rohani. Orang yang memiliki hidup kerohaniannya bagus, pasti dia tidak akan mudah terpengaruh dengan lingkungan

2.   Terang mengusir kegelapan. Ketika terang datang, maka seluruh esensi kegelapan akan keluar meninggalkan ruangan dan tempat. Terang memisahkan kejahatan dan mengangkat kebaikan. Artinya, Kristus datang untuk mengusir segala kebodohan, mengusir segala kemalasan, mengusir segala kemiskinan, mengusir segala dosa. 

3.   Terang selalu membongkar segala sesuatu yang disembunyikan. Hidup dalam Kristus tetapi masih menyimpan kepahitan, masalah-masalah. Perilaku seperti ini akan dibongkar oleh terang Kristus. Akar kepahitan, akar kebencian, akar dendam akan dihancurkan terang ilahi itu dan menggantikannya dengan sukacita dan damai sejahtera.

Dulu di balik pintu yang tertutup engkau menelan narkoba, engkau merokok, engkau bebas bersama kekasihmu. Tetapi ketika bersama terang Kristus, semua ketersembunyian itu akan dibuka dan digantikan dengan perilaku hidup yang baik.
Apakah yang dimaksud kalau Yesus mengatakan, bahwa orang Kristen harus menjadi terang dunia?

Pertama, agar orang Kristen dapat dilihat dunia. Dengan demikian tidak ada istilah kekristenan yang sembunyi-sembunyi. Kekristenan hanya terlihat di dalam gereja. Kekristenan yang hanya terlihat di gereja itu tidak begitu bermanfaat. Kekristenan itu harus terlihat bagaimana kita memperlakukan guru, teman-teman sekolah, penjaga sekolah, dll.
Apakah yang harus dilihat orang dari kita? Ya Perbuatan baik kita.
Yesus tidak pernah berkata, “Kamu adalah terang Gereja”, melainkan menjadi Terang dunia.

Kedua,  Terang adalah pembimbing. Di kuala setiap sungai besar, atau dipelabuhan laut, kita selalu melihat adanya lampu-lampu yang berderet membentuk jalur. Terang lampu itu merupakan tanda pembimbing bagi setiap kapal atau perahu agar dapat berlayar dengan selamat.
Terang itu menjadi pembimbing jalan dan menerangi jalan.
Dengan demikian kekristenan menjadi pembimbing jalan dan penerang jalan. Pemberi jalan kebaikan sehingga dia menjadi contoh dan teladan. Orang Kristen menjadi pusat kebaikan bagi dunia dan sesama kita.
Ketiga, Terang menjadi pemberi peringatan. Lampu merah di perempatan jalan merupakan tanda peringatan untuk berhenti agar tidak mengalami kecelakaan. Orang Kristen harus mampu memberikan peringatan bagi sesamanya.

Tema Natal ini sungguh merupakan sebuah peluang bagi kita untuk semakin partisipatif dalam rangka mengentaskan kegelapan dalam hidup dan kehidupan kita. Kita harus mampu membawa terang dalam langkah rumah tangga yang kacau balau. Orang Kristen harus mampu membawa terang di tengah situasi bangsa dan ekonomi yang terpuruk. Orang Kristen ditantang menjadi piawai membawa terang di tengah-tengah perjalanan gereja dan bangsa yang semakin madani menuju kehidupan yang sejahtera.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar