Rabu, 31 Agustus 2011

Yesaya 43:24B


Sabtu, 16 Juli 2011                                                                   Yesaya 43:22-28

BERTOBATLAH! KEMBALI PADA TUHAN

“Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu” (ay.24b).

B
erkali-kali bangsa Israel mencobai Yahweh, Allah Abraham dengan berlaku zinah rohani. Setiap kali seorang nabi Tuhan dibangkitkan untuk mengingatkan dosa mereka, lalu mereka pun bertobat dan hidup benar di hadapan Tuhan selama nabi Tuhan itu hidup. Namun setelah nabi Tuhan itu wafat, bangsa Israel kembali selingkuh rohani dan berbuat cemar.   
Keadaan ini berlangsung terus sampai Tuhan jemu dengan bangsa pilihan-Nya yang bebal ini. Sebagai hukuman, bangsa Israel pun diserahkan kepada musuh-musuhnya, sampai berakhir di Babel sebagai tempat pembuangan mereka selama 150 tahun atau kurang lebih sepuluh generasi (Matius 112). Sungguh harga teramat mahal yang harus dibayar karena mereka tidak mau mendengar firman Tuhan. Teks ini ditulis Yesaya saat berada di Babel. Ia menjadi saksi kejatuhan Yerusalem dan turut terbuang ke Babel. Meski berada di pembuangan, bangsa Israel belum sadar juga malah terus-menerus bergelimang dosa. Berada dalam kerajaan raksaksa dengan multi etnis, ras, dan keyakinan membuat mereka makin ikut mempraktekkan ajaran bangsa lain. Mereka beranggapan Tuhan Allah Israel telah kalah dan tidak mampu melepaskan dari musuh. Jadi buat apa bersusah payah mendengar firman apalagi mencari kehendak Tuhan? Padahal Tuhan mau menghapus dosa Israel asal mereka bertobat (ay. 25). Dan hanya Tuhan saja yang sanggup membebaskan mereka dan membawa kembali ke Yerusalem (ay. 28).
Bukankah saat ini kita juga berpengalaman sama dengan bagsa Israel? Kita hidup berbaur dengan beragam suku, ras, agama di Indonesia.  Hanya saja kita tidak terbuang dari tanah kelahiran kita, Indonesia. Jangan sampai Tuhan juga jemu dengan polah tingkah laku kita yang berbuat dosa terus meski sudah ditegur-Nya lewat firman, keluarga, peristiwa. Jika saat ini kita tengah lupa diri dan coba cara alternatif sebagai solusi maka bertobatlah! kembalilah pada Tuhan, selagi Ia belum memuntahkan murka-Nya kepada kita, umat Tuhan di Indonesia. Ingatlah Sodom Gomora tidak dihancur-leburkan-Nya jika ada 10 orang benar di dalamnya (Kejadian 18:32). Marilah kita jadi orang benar itu.

Doa:     Tuhan, ampunilah kami yang berdosa ini. Tahirkanlah kami dengan darahmu menjadi putih seperti salju! Amin.

Lagu Kidung Jemaat: 365b “Tuhan, ambil hidupku!”

Sabtu, 6 Agustus 2011                                                                   Wahyu 3:1-6

NAMA TERHAPUS DARI KITAB KEHIDUPAN?

“Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya” (ay.5b).

H
ati-hati dengan  keadaan kita sekarang yang menyenangkan! Jika hidup kita nyaman dan baik, gereja kita tidak terancam penyiksaan jasmani atau tidak mendapat perlawanan dari masyarakat, ini bisa menjadikan kita tidak berjaga-jaga secara rohani. Perkara duniawi lebih menyita waktu dan perhatian kita. Kita rajin ibadah, memberi perpuluhan dan sumbangan untuk gereja tapi mencari Tuhan dengan sepenuh hati bukan tujuan kita.
Tuhan Yesus menjumpai jemaat di Sardis dalam tujuh Roh Tuhan dan tujuh bintang (ay.1) Tuhan Yesus mengecam jemaat Sardis yang tertidur dan terlena dengan kenyamanan hidup. Waktu itu, kota Sardis merupakan tempat perdagangan yang strategis dan berkembang. Sungai Paktolus yang mengalir dari Gunung Tmolus melewati pasar Sardis membawa bubuk emas dari sumbernya. Kota Sardis dikelilingi karang terjal berukuran 500 meter maka itu benteng Sardis mustahil dikalahkan. Penduduk kota Sardis dikenal suka berpesta tapi tidak mau bekerja keras. Jemaat Sardis juga mengalami hidup enak. Tidak ada guru palsu yang mengancam kemurnian ajaran dan kehidupan mereka. Penyembah Kaisar juga tidak kuat di Sardis maka kemungkinan besar mereka tidak mendapat ancaman penganiayaan. Ketika Raja Koresy mengepung Sardis, ia tidak bisa menundukkannya. Lalu ia mengumumkan hadiah besar bagi prajuritnya yang berhasil mengalahkan Sardis. Mendengar itu Hyeroeades mengamati lereng Sardis. Saat itulah seorang prajurit Sardis menjatuhkan topi bajanya ke bawah lereng, karena ia takut ditegur maka ia turun ke bawah mengambil topi bajanya lalu kembali lagi ke benteng Sardis. Hyeroeades menghafalkan jalan yang dilalui prajurit itu dan malam itu juga ia bersama pasukan pilihan masuk benteng Sardis dan mendapati benteng itu kosong, tidak ada prajurit yang berjaga-jaga. Koresy pun berhasil menumpas Sardis.    
Tuhan Yesus mendapati kerohanian jemaat Sardis tidak sempurna meski telah mendengar dan menerima pengajaran-Nya. Waktu-Nya tiba, Ia  akan datang seperti pencuri, tidak diketahui kapan Tuhan Yesus datang. Jemaat yang tidak berjaga-jaga, tidak sungguh menantikan-Nya, hidup kom-promi dengan dosa maka ia tidak mendapat pengakuan di hadapan Bapa dan para malaikat-Nya, namanya terhapus dari kitab kehidupan (ay.2-5).

Doa:     Tuhan, ampunilah kami yang berdosa ini. Tahirkanlah kami dengan darahmu menjadi putih seperti salju! Amin.
Dian Katoppo

Lagu Kidung Jemaat: 355 “Yesus memangil”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar